Khasiat dan Tradisi Pengolahan Madu Wanagama

Wishlist Share
Share Course
Page Link
Share On Social Media

About Course

Budidaya lebah madu bukan sekadar praktik produksi pangan, tetapi juga ruang pertemuan antara tradisi lokal dan sains modern. Di Hutan Pendidikan Wanagama, masyarakat peternak lebah mempertahankan metode pemrosesan madu dengan cara dipanaskan—sebuah tradisi yang berakar dari pengetahuan turun-temurun dan diyakini meningkatkan khasiat madu. Di sisi lain, pendekatan ilmiah umumnya merekomendasikan madu mentah tanpa pemanasan untuk menjaga kandungan nutrisinya.

Perdebatan antara madu matang dan madu mentah menjadi semakin menarik ketika keduanya diuji secara ilmiah. Kolaborasi antara masyarakat dan akademisi membuka ruang dialog produktif dalam semangat co-production of knowledge, di mana tradisi dan sains saling melengkapi, bukan bertentangan. Praktik seperti ini sangat penting di era saat ini, ketika pangan lokal dan pengetahuan komunitas mulai mendapat tempat dalam wacana pembangunan berkelanjutan.

Kelas ini mengajak peserta memahami dinamika antara kearifan lokal dan sains modern dalam pengolahan madu lokal. Dengan studi kasus dari Wanagama, peserta akan mengeksplorasi praktik tradisional pemanasan madu, kepercayaan masyarakat tentang khasiatnya, serta hasil riset laboratorium yang membandingkan kandungan gizi antara madu matang dan madu mentah.

Peserta akan belajar tentang proses kimia dalam pemrosesan madu, dampak suhu terhadap senyawa bioaktif, serta pendekatan partisipatif dalam riset bersama komunitas. Kelas ini cocok bagi akademisi, pelaku UMKM, praktisi pertanian, mahasiswa, dan siapa pun yang tertarik pada hubungan antara pangan, tradisi, dan sains. Lebih dari sekadar membahas madu, kelas ini menjadi pintu masuk untuk memahami bagaimana pengetahuan lokal dapat bersinergi dengan ilmu pengetahuan demi masa depan pangan yang berkelanjutan dan kontekstual.

Show More

What Will You Learn?

  • Menjelaskan perbedaan antara madu matang (yang dipanaskan) dan madu mentah, baik dari sisi tradisi lokal maupun kajian ilmiah.
  • Menganalisis dampak proses pemanasan terhadap kandungan kimia dalam madu, seperti flavonoid, protein, vitamin C, dan kadar air.
  • Mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik pemrosesan madu di Wanagama, termasuk prinsip titten dan praktik budidaya lebah tanpa pakan buatan.
  • Mengevaluasi pendekatan co-production of knowledge antara masyarakat lokal dan ilmuwan, serta peran kolaborasi ini dalam pengembangan pangan lokal berbasis bukti.

Course Content

Materi

Student Ratings & Reviews

No Review Yet
No Review Yet