Adaptasi Diet Mediterania di Luar Wilayah Asalnya: Studi Kasus Australia dan Amerika Serikat

Diet Mediterania dikenal luas sebagai pola makan yang efektif dalam mencegah penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya. Kesuksesan studi PREDIMED sebagai salah satu riset RCT terbesar di dunia mengenai diet ini mendorong peneliti di luar wilayah Mediterania untuk mengadaptasi pendekatan ini di negaranya masing-masing.

Tantangan Adaptasi Diet Mediterania di Negara Lain

Mengadaptasi diet Mediterania ke luar wilayah asalnya bukan perkara mudah. Diet sangat erat kaitannya dengan budaya, tradisi, dan kebiasaan makan lokal. Negara-negara dengan identitas budaya yang kuat cenderung menunjukkan resistensi terhadap perubahan pola makan. Namun, di negara dengan masyarakat multikultural seperti Australia dan Amerika Serikat, upaya adaptasi diet Mediterania mulai menunjukkan hasil.

1. Diet Mediterania di Australia: AUSMED Heart Trial

Studi Australian Mediterranean Diet Heart Trial yang dilakukan oleh Itsiopoulos et al. merupakan RCT yang menilai efektivitas diet Mediterania terhadap kekambuhan penyakit jantung dan pembuluh darah di Australia. Meski hasil lengkapnya belum dipublikasikan, studi ini menargetkan lebih dari 1.000 pasien sebagai partisipan.

Menariknya, diet Mediterania dalam AUSMED study memiliki komposisi gizi yang berbeda dengan versi yang digunakan di studi-studi sebelumnya seperti Seven Countries Study (Italia & Yunani) dan PREDIMED (Spanyol):

Komponen Gizi7 Countries StudyPREDIMEDAUSMED
% Protein10.516.312
% Karbohidrat40.144.3
% Lemak Total36.141.340.2
% SFA7.79.37.5
% MUFA25.821.522.9
% PUFA2.56.95.6
% Alkohol44

Sumber: George et al. (2018)

2. Diet Mediterania di Amerika Serikat

Departemen Kesehatan dan Pertanian AS merekomendasikan diet Mediterania dalam pedoman 2015–2020 Dietary Guidelines for Americans. Namun, riset aplikatif mengenai implementasinya masih terbatas.

Pada 2018, Jaacks et al. melakukan studi kecil yang membagi partisipan ke dalam tiga kelompok: diet Mediterania, kontrol, dan suplemen. Setelah 8 minggu:

  • Grup diet Mediterania menunjukkan penurunan asupan lemak jenuh dan kolesterol.
  • Terdapat peningkatan MUFA, omega-3, dan omega-6.
  • Terjadi penurunan berat badan, LDL, dan kolesterol total.

Namun, dengan hanya 11 orang di grup Mediterania, 10 di grup suplemen, dan 9 di grup kontrol, signifikansi statistik masih lemah.

Diet Mediterania: Pola Makan Holistik, Bukan Sekadar Pengurangan Nutrisi

Alih-alih menarget satu komponen gizi tertentu, diet Mediterania didesain sebagai pola makan menyeluruh. Fokus utamanya adalah pada peningkatan konsumsi buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, serta penghindaran daging merah dan makanan olahan.

Meskipun dinamakan “diet Mediterania,” konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Ancel Keys, seorang peneliti dari Amerika Serikat melalui Seven Countries Study. Setelah 70 tahun riset, diet ini terbukti secara ilmiah mampu:

  • Mencegah penyakit jantung
  • Menurunkan kekambuhan kardiovaskular
  • Mengurangi risiko kematian akibat penyakit kronis

Komposisi Nutrisi Utama Diet Mediterania

  • Tinggi lemak sehat (~40%)
  • Rendah lemak jenuh
  • Tinggi mono-unsaturated fatty acid (MUFA)

Pemerintah dan institusi kesehatan di luar wilayah Mediterania mulai mengadopsi diet ini dalam pedoman gizi mereka. Bahkan, di Indonesia, diet ini telah mulai diadaptasi dalam bentuk riset di Yogyakarta dan menunjukkan peningkatan fungsi metabolik serta potensi penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes melitus.

Harapan bagi Indonesia

Melalui adaptasi pola makan Mediterania, Indonesia diharapkan memiliki alternatif diet yang berbasis bukti ilmiah. Diet ini dapat menjadi strategi jangka panjang dalam pencegahan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes. Dengan komitmen terhadap perubahan pola makan, Indonesia berpeluang menurunkan beban penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Referensi

  • de Lorgeril, M. et al. (1994). Mediterranean alpha-linolenic acid-rich diet in secondary prevention of coronary heart disease. The Lancet.
  • Ferro-Luzzi, A. et al. (1984). Changing the Mediterranean diet: effects on blood lipids. Am J Clin Nutr.
  • George, E.S. et al. (2018). A Mediterranean Diet Model in Australia. Nutrients.
  • Itsiopoulos, C. et al. (2018). The AUSMED Heart Trial. Am Heart J.
  • Jaacks, L.M. et al. (2018). Pilot RCT on Mediterranean Diet in US Adults. BMC Nutr.
  • Trichopoulou, A. et al. (2014). Definitions and health benefits of the Mediterranean diet. BMC Med.

Pelajari Mengenai Diet dengan kelas di UGM Online Diet Mediterania

Instruktur :

Harry Freitag Luglio M, Ph.D., RD adalah seorang dietisien dengan latar belakang akademik dan profesional yang kuat di bidang weight loss, gizi kebugaran, dan nutrigenetik. Ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di bidang Ilmu Gizi dari Maastricht University (Belanda) dan memiliki sertifikasi sebagai Registered Dietitian (RD) dari Universitas Gadjah Mada. Dengan pendekatan berbasis sains dan teknologi, Harry telah banyak berkontribusi dalam pengembangan ilmu gizi modern di Indonesia, termasuk melalui penelitian, penulisan buku, serta keterlibatannya dalam pendidikan tinggi dan pengabdian masyarakat.

Sebagai pendiri Gizi Gama dan juga manajer UGM Online Harry aktif mengembangkan ekosistem edukasi gizi yang adaptif terhadap perkembangan digital dan kebutuhan profesional kesehatan. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam forum nasional maupun internasional serta menjadi mitra berbagai institusi dalam pengembangan layanan gizi berbasis data dan inovasi. Komitmennya adalah menjembatani ilmu pengetahuan dan praktik lapangan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui intervensi gizi yang tepat dan berbasis bukti.