Involusi Pertanian di Jawa: Kajian Clifford Geertz tentang Sistem Pertanian dan Kemiskinan Struktural

Buku Involusi Pertanian karya Clifford Geertz merupakan salah satu literatur penting dalam memahami ekonomi pertanian di Jawa. Melalui pendekatan ekologi budaya, Geertz memperkenalkan dua tipe agroekosistem yang ada di Indonesia: sistem ladang berpindah di luar Jawa dan sistem sawah di Jawa. Artikel ini membahas gagasan utama dari buku tersebut dan relevansinya terhadap kondisi sosial ekonomi pedesaan.

Sistem Ladang Berpindah: Agroekosistem Ekstensif di Luar Jawa

Agroekosistem luar Jawa identik dengan praktik pertanian ekstensif yang meniru pola hutan. Masyarakat membuka hutan, bercocok tanam selama beberapa tahun, lalu pindah ke area baru. Pola ini berkelanjutan karena populasi rendahdan siklus lahan yang memungkinkan hutan beregenerasi sebelum digunakan kembali.

Sawah di Jawa: Intensifikasi Pertanian dan Tekanan Demografi

Berbeda dengan luar Jawa, sawah di Jawa bersifat intensif dan padat penduduk. Sistem irigasi berperan besar dalam mendukung ekosistem sawah yang produktif dan berkesinambungan. Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggimenyebabkan sawah harus terus menyerap tenaga kerja, meski luas lahan tetap. Hal ini menciptakan tekanan besar terhadap produktivitas dan distribusi hasil pertanian.

Peran Pemerintah Kolonial Belanda dalam Sistem Pertanian Jawa

Pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan kondisi ini dengan mengembangkan perkebunan komoditas seperti tebu dan kopi tanpa mengubah struktur sosial masyarakat desa. Mereka tetap mengandalkan masyarakat desa untuk memproduksi padi demi subsistensi saat harga komoditas rendah. Strategi ini memungkinkan pemerintah kolonial meraih keuntungan besar tanpa investasi sosial besar.

Involusi: Kerja Meningkat, Hasil Tetap

Geertz mengidentifikasi bahwa meskipun produktivitas pertanian secara agregat meningkat, pendapatan per kapita tetap stagnan karena tekanan populasi. Fenomena ini disebut involusi: kerja semakin banyak namun hasil tetap. Akibatnya, masyarakat desa tetap terjebak dalam siklus kemiskinan struktural.

Relevansi Kajian Geertz terhadap Ekonomi Pedesaan Indonesia

Kajian Geertz memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana dinamika pertanian dan struktur sosial di Jawaberinteraksi di bawah tekanan populasi dan eksploitasi ekonomi. Involusi pertanian menjadi refleksi penting dalam membaca sejarah dan masa depan ekonomi pedesaan Indonesia.

Pelajari mengenai kehidupan desa dengan kelas di UGM Online Antropologi Pedesaan

Instruktur :

Dr. Agung Wicaksono, S.Ant., M.A. adalah dosen dan peneliti di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Ia memiliki kepakaran dalam bidang antropologi, studi kawasan (area studies), ekonomi politik, penghidupan perdesaan, dan perubahan agraria. Karya-karyanya mencerminkan minat yang mendalam terhadap dinamika sosial di pedesaan Jawa pasca Reformasi, khususnya terkait dengan ekspansi kelas menengah dan transformasi sistem penghidupan masyarakat desa.

Salah satu publikasi pentingnya, Post-1998 Changes in Rural Java: The Rapid Expansion of the Middle Class (2020), mengkaji perubahan struktur sosial di pedesaan Jawa pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Ia juga menyoroti aspek teknis dan kontestasi ruang dalam risetnya tentang participatory mapping di komunitas Karen di dataran tinggi Thailand, yang dipublikasikan di BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan (2022). Kolaborasi internasionalnya terlihat dalam keterlibatannya dalam penelitian lintas disiplin menggunakan citra satelit, yang dipublikasikan dalam Scientific Reports (2023) dan telah banyak dikutip oleh akademisi lain.