Kampus Sejahtera: Literasi Kesehatan Jiwa

Menjalani kehidupan sebagai bagian dari civitas akademika di sebuah universitas merupakan hal yang unik. Dosen dan mahasiswa sering bertemu dengan peluang yang luar biasa besar, pertumbuhan akademik, dan pengembangan pribadi. Meskipun demikian, hal itu juga dapat menimbulkan tantangan tersendiri, termasuk peluang munculnya masalah kesehatan mental. 

Sebagai seorang mahasiswa, penting untuk mengenali dan mengatasi masalah ini untuk memastikan pengalaman kuliah yang menyeluruh dan sukses. Mahasiswa sering menghadapi serangkaian stres atau tekanan psikologis yang bisa berhubungan dengan tekanan akademik, tanggung jawab keuangan, penyesuaian sosial, dan pencarian karir masa depan. 

Tidak hanya bagi mahasiswa, bagi seorang dosen dan tenaga kependidikan, stress dan masalah kesehatan mental pun dapat terjadi. Lingkungan akademik dan sifat pekerjaan dapat menciptakan pemicu stres. Beberapa faktor seperti beban Kerja dosen yang berlebihan dan tekanan terhadap luaran akademik, tuntutan penelitian dan publikasi, stressor yang berhubungan dengan permasalahan siswa didik, tantangan work life balance, perfeksionisme hingga kurangnya dukungan dan sumber daya untuk mencapai tuntutan akademik juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. 

Masalah kesehatan mental baik pada mahasiswa maupun dosen tidak bisa dianggap sebelah mata. Hal ini dapat bermuara pada beberapa kondisi seperti penurunan pencapaian akademik, komplikasi kesehatan fisik, kecanduan bahan adiktif terlarang, self esteem yang rendah hingga risiko untuk bunuh diri. Oleh karena itu, mengenal dan mengelola kesehatan mental dalam aktivitas akademik bagi civitas akademika menjadi begitu penting.