Pencemaran udara didefinisikan sebagai kondisi ketika udara di suatu wilayah terkontaminasi oleh zat kimia, partikulat, atau kombinasi keduanya, yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, serta ekosistem secara keseluruhan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dalam industri dan transportasi, maupun dari sumber alami seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan. Jenis pencemar meliputi gas (CO₂, CO, SOₓ, NOₓ, CH₄, CFC), partikulat padatan (debu, jelaga), serta aerosol. Dampaknya mencakup perubahan iklim akibat peningkatan gas rumah kaca, gangguan kesehatan seperti penyakit pernapasan dan alergi, serta kerusakan lingkungan seperti hujan asam yang merusak tanaman. Untuk menilai kondisi udara, digunakan indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI), yang merupakan ukuran global berdasarkan enam parameter utama, yaitu ozon permukaan, partikulat PM₁₀ dan PM₂.₅, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida. Nilai AQI berkisar dari 0 (udara sangat bersih) hingga 500 (sangat berbahaya), dan setiap rentang nilai menunjukkan tingkat risiko kesehatan yang berbeda. Pemahaman tentang pencemaran udara menjadi langkah penting untuk melindungi kesehatan manusia, menjaga ekosistem, dan memastikan keberlanjutan lingkungan hidup.