Bagaimana Ekowisata Berkelanjutan di Indonesia Meningkatkan Konservasi Alam dan Ekonomi Lokal?

Penulis:

  1. Moch. Alfi Noordin Zidan
  2. Rayhana Nasywa Tsabita

Analisis hubungan antara ekowisata dan konservasi alam di Indonesia.

Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekowisata. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2022, kunjungan wisata alam ke kawasan konservasi tercatat sebanyak total 5,29 juta orang. Jumlah tersebut terdiri atas 5,1 juta wisatawan domestik dan 189 ribu wisatawan mancanegara. Konsep pariwisata yang mengutamakan pelestarian alam ini tidak hanya menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada upaya konservasi.

Ekowisata di Indonesia tidak hanya sebatas menikmati keindahan alam, melainkan juga melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan wisata, sehingga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif. Melalui artikel ini, kita akan mengkaji lebih dalam bagaimana ekowisata dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendukung konservasi alam di Indonesia atau justru dalam penerapannya malah berpotensi untuk merusak kekayaan alam sehingga menimbulkan kerugian ekologis lingkungan.

Studi kasus sukses dari desa-desa atau kawasan yang memanfaatkan ekowisatauntuk pelestarian lingkungan.

Menurut data tahun 2023, wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo terus mengalami peningkatan yang signifikan. Total wisatawan tercatat sebanyak 300.488 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 184.096 orang dan adapun wisatawan domestik sebanyak 116.392 orang. Meningkatnya kunjungan ke Taman Nasional Komodo memicu pertumbuhan dunia usaha yang terkait dengan kepariwisataan di Labuan Bajo seperti perhotelan, jasa transportasi, tour operator, dll.

Diperkirakan hingga saat ini terdapat lebih dari 100 unit hotel dan penginapan, ratusan fasilitas penyedia kuliner, ribuan fasilitas angkutan laut seperti kapal motor, perahu motor tempel, dan perahu tanpa motor. Sedangkan menurut data terakhir masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ekowisata di Taman Nasional Komodo tercatat antara lain 67 pemandu wisata, 120 pedagang souvenir, dan 60 pengrajin patung komodo. Jumlah ini diperkirakan juga akan terus bertambah mengikuti peningkatan minat untuk berwisata di Taman Nasional Komodo.

Dampak ekonomi positif dari ekowisata bagi komunitas lokal.

Selain memberikan manfaat terhadap lingkungan, budaya, dan sosial, ekowisata juga memberikan dampak pada sektor ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Dengan kekayaan alam yang meluap serta budaya yang unik, menjadikan ekowisata di Indonesia menjadi sasaran empuk bagi para wisatawan.

Potensi ekowisata menjadi sangat luas, selain meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai sektor seperti pariwisata dan jasa, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian daerah dengan terciptanya lapangan kerja baru, mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat, dan meningkatkan pendapatan.

Lapangan pekerjaan baru yang diciptakan oleh perkembangan ekowisata membuahkan hasil yang baik bagi ekonomi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan jasa-jasa wisata, penjualan souvenir dan oleh-oleh, penyewaan homestay, dan lain sebagainya. Dapat kita lihat ekowisata telah menunjukan dirinya sebagai suatu instrumen yang dapat mendorong peningkatan ekonomi di tingkat lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam serta budaya yang dimiliki. Perlu dicatat pengelolaan yang tepat adalah kunci keberhasilan berbagai dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat, dengan melakukan pengelolaan ekowisata secara tepat dan baik, ekowisata dapat terus kokoh menjadi sumber perekonomian masyarakat yang berdampingan dengan pelestarian lingkungan yang akan memberikan dampak baik pula bagi lingkungan sekitar.

Tantangan dan solusi dalam mengembangkan ekowisata berkelanjutan di Indonesia.

Ekowisata, dengan berbagai dampak positif yang ditumpahkan kepada masyarakat sekitar tentunya tidak luput dari segala bentuk tantangan untuk menciptakan ekowisata yang potensial dan berkembang. Tantangan utama yang kerap dijumpai dalam mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan di Indonesia antara lain tekanan terhadap lingkungan yang melibatkan pencemaran di area alami seperti sampah dan limbah dapat mengancam ekosistem, adapun perubahan iklim yang tidak menentu juga menjadi tantangan utama dalam perjalanan perkembangan ekowisata, kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, sampai dengan kemungkinan terburuk yaitu bencana alam juga memungkinkan untuk terjadi dan dapat mengancam keberlanjutan destinasi wisata.

Selanjutnya tantangan bisa jadi muncul dari masyarakat, baik itu dari para pengunjung atau penduduk lokal itu sendiri. Masih ditemukan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara dan menjaga lingkungan saat berwisata. Dan yang sampai saat ini dapat kita jumpai adalah ada beberapa destinasi ekowisata yang mengalami overtourism (pariwisata berlebihan), ini adalah kondisi di mana jumlah pengunjung telah melebihi kapasitas daya tampung dukung lingkungan. Hal-hal seperti inilah yang dapat memicu kerusakan pada ekosistem yang ada.

Lalu adakah solusi yang dapat diterapkan? Tentu saja! Langkah pertama yang paling utama adalah melakukan edukasi secara berkala kepada seluruh masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan menyediakan program pendidikan dan pelatihan

bagi masyarakat mengenai ekowisata berkelanjutan. Untuk permasalahan overtourism dapat kita meminimalisir melalui penerapan sistem pembatasan jumlah kunjungan di destinasi ekowisata, ini dapat dilakukan dengan melakukan sistem reservasi, penjualan tiket masuk yang dibatasi, dan pengaturan waktu kunjungan. Juga solusi yang tidak dapat terlewatkan adalah pemantauan secara berkala pada natural area yang dijadikan sebagai tempat wisata secara berkala, untuk mengecek kondisi lingkungan, mengidentifikasi potensi kerusakan lingkungan atau fasilitas yang ada, serta memastikan bahwa kegiatan wisata tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan tempat ekowisata.

Dengan berbagai tantangan tersebut dapatkah ekowisata Indonesia dikatakan telah berkembang? Yuk, kenali lebih dalam tentang perkembangan ekowisata melalui kursus UGM Online dengan judul “Ekowisata Berkelanjutan” yang diampu oleh Elisa Dwi Rohani. S.E., M.Sc., C.H.E. selaku…. Pelajari lebih dalam mengenai ekowisata lewat link berikut: https://mooc.ugm.ac.id/courses/ekowisata-berkelanjutan/

Referensi:

PPID, MENLHK (2023).

https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6992/kunjungan-wisata-alam-kawasan-k onservasi-meningkat-di-tahun-2022

Putri, E. D. H., Yulianto, A., Wardani, D. M., & Saputro, L. E. (2022). Dampak ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap ekowisata berbasis masyarakat. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 27(3), 317-327.