Mengelola Keuangan Bisnis dengan Cerdas: Panduan Sederhana

Kita sering kali berpikir, bagaimana kita bisa menjaga bisnis tetap menguntungkan dan berkembang pesat. Mulai dari perencanaan finansial hingga pengelolaan laporan keuangan, semua memiliki peran penting dalam kesuksesan sebuah bisnis.

Perencanaan finansial adalah langkah awal yang krusial dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Ini sebenarnya hanya membicarakan tentang bagaimana kita bisa menghasilkan pendapatan dan mempertimbangkan pengeluaran agar kita bisa mendapatkan manfaat atau keuntungan yang maksimal. Perencanaan ini bisa dibantu dengan menggunakan berbagai alat, mulai dari Excel hingga aplikasi tata kelola keuangan lainnya. Tujuannya sederhana: memprediksi, memperhitungkan, dan mempertimbangkan kondisi keuangan saat ini serta masa depan.

Namun, dalam perencanaan finansial, kita juga harus memperhatikan beberapa kriteria penting. Pertama, kita harus bisa merefleksikan model bisnis secara tepat. Ini penting untuk memastikan bahwa model bisnis kita sudah tepat dan siap berkembang. Kedua, perencanaan finansial harus terkait erat dengan kebutuhan investasi bisnis. Misalnya, jika kita ingin bisnis kita berkembang, kita perlu berinvestasi lebih. Ketiga, perencanaan finansial haruslah fleksibel dan bisa berubah mengikuti perkembangan bisnis.

Selain itu, perencanaan finansial juga berfungsi dalam proses penyesuaian bisnis. Misalnya, ketika kondisi seperti pandemi COVID-19 mengubah cara kita berbisnis, perencanaan finansial akan membantu kita untuk menyesuaikan strategi, bahkan mungkin mengalihkan investasi ke area yang lebih sesuai dengan situasi saat itu.

Perencanaan finansial tidak bisa lepas dari tiga komponen utama: laporan pendapatan (income statement), neraca (balance sheet), dan arus kas (cash flow statement). Laporan pendapatan membahas tentang pemasukan, pengeluaran, dan laba. Neraca menggambarkan aset, hutang, dan ekuitas modal yang dimiliki bisnis. Sedangkan arus kas mencakup berbagai biaya operasional, aktivitas investasi, dan pembayaran lain yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip perencanaan finansial ini, diharapkan bisnis bisa tetap bertahan dan berkembang bahkan di tengah tantangan dan perubahan yang terjadi. 

Dalam dunia bisnis, salah satu hal yang sangat penting untuk dipahami adalah catatan pemasukan atau yang sering dikenal sebagai income statement.

Apa itu Catatan Pemasukan?

Income statement sebenarnya seperti kumpulan catatan keuangan yang mencatat semua pemasukan yang diterima oleh sebuah perusahaan. Jadi, tidak hanya dari penjualan produk atau jasa saja, tapi juga dari sumber lain seperti bunga deposito dan sebagainya.

Ada dua sisi utama dari catatan pemasukan ini. Pertama, ada apa yang disebut sebagai “revenue.” Ini adalah segala bentuk pemasukan yang meningkatkan nilai ekonomi perusahaan, seperti penjualan produk atau jasa.

Namun, di sisi lain, ada juga apa yang disebut sebagai “expenses” atau pengeluaran. Ini adalah semua biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis, seperti biaya operasional, pembelian aset, dan sebagainya.

Menghitung Profit dengan Sederhana

Menghitung profit sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Misalnya, jika kita memiliki pelanggan yang menghabiskan $100 dan margin keuntungan kita adalah 25%, maka total pendapatan bisa dihitung dengan mudah.

Pertama, kita lihat berapa banyak pelanggan yang kita punya dan berapa persen yang kemungkinan akan membeli produk atau jasa kita. Setelah itu, kita bisa mengalikan jumlah pelanggan yang membeli dengan nilai rata-rata transaksi mereka. Kemudian, kita kurangi dengan margin keuntungan yang harus kita bayarkan. Dan voila! Kita bisa mendapatkan perkiraan profit kita.

Memahami Konsep Margin Keuntungan

Namun, ingat ya, pendapatan bukan berarti semuanya bisa kita simpan. Ada biaya-biaya yang harus dibayar, dan di sini konsep margin keuntungan sangat penting. Misalnya, jika kita memiliki margin keuntungan sebesar 25%, itu artinya kita hanya bisa menyimpan 25% dari pendapatan kita sebagai profit, sementara sisanya akan digunakan untuk biaya-biaya operasional lainnya.

Penting bagi kita untuk memahami konsep ini agar bisa membangun bisnis yang sukses. Dengan memahami bagaimana menghitung profit dan mengelola pendapatan serta pengeluaran dengan baik, kita bisa merencanakan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan bisnis kita.

Business Case Renata 

Mari kita mulai dengan Renata, seorang pengusaha yang ingin mengelola keuangannya dengan baik. Dia memiliki beberapa hal yang perlu dipahami, seperti penjualan, transaksi, dan margin keuntungan.

1. Penjualan: Ini adalah uang yang masuk dari produk atau jasa yang dijual. Renata perlu memantau penjualannya agar bisnisnya tetap menguntungkan.

2. Transaksi: Ini mengacu pada seberapa sering pelanggan melakukan pembelian. Semakin banyak transaksi, semakin baik untuk bisnis Renata.

3. Margin Keuntungan: Ini adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dan biaya operasional. Renata perlu memastikan marginnya tetap sehat untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya.

Neraca: Posisi Keuangan

Selanjutnya, mari kita bicara tentang neraca. Neraca adalah gambaran posisi keuangan sebuah perusahaan pada suatu waktu. Ini mencakup aset, kewajiban, dan modal.

Aset: Apa yang dimiliki perusahaan, seperti uang tunai, inventaris, atau properti.

Kewajiban: Hutang atau kewajiban lain yang harus dibayar.

Modal: Modal yang dimiliki perusahaan. Ini mencerminkan seberapa sehat atau stabil perusahaan tersebut.

Pentingnya Neraca

Neraca penting karena memberikan gambaran tentang seberapa sehat atau seberapa kuat sebuah perusahaan. Renata perlu memantau neracanya untuk memastikan bisnisnya stabil dan dapat bertahan.

Arus Kas: Aktivitas Sehari-hari

Terakhir, mari kita bahas arus kas. Ini mencerminkan aktivitas sehari-hari perusahaan dalam hal pengeluaran dan penerimaan uang.

Operasional: Uang yang dikeluarkan atau diterima dari kegiatan operasional, seperti pembelian bahan baku atau penerimaan dari penjualan.

Investasi: Pengeluaran atau penerimaan yang terkait dengan investasi, seperti pembelian atau penjualan aset jangka panjang.

Keuangan: Transaksi yang memengaruhi struktur keuangan perusahaan, seperti pembayaran atau penerimaan pinjaman.

Mengelola Keuangan dengan 3G: Gimana Caranya?

Sekarang, bagaimana Renata bisa mengelola keuangannya dengan baik menggunakan konsep 3G ini?

  1. Input Cash Flow: Renata bisa mulai dengan mencatat arus kasnya secara teratur untuk memahami bagaimana uang masuk dan keluar dari bisnisnya.
  2. Perhatikan Income Statement: Renata perlu memantau laporan laba rugi untuk melihat apakah bisnisnya menghasilkan keuntungan atau tidak.
  3. Perhatikan Neraca: Dengan memantau neraca, Renata bisa melihat posisi keuangan bisnisnya dan memastikan stabilitasnya.

Dengan begitu, Renata bisa membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan mengelola bisnisnya dengan lebih efisien.

Akhir kata, mari kita saling berbagi pengalaman. Bagaimana Anda menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan? Apakah Anda menemukan cara yang efektif untuk mengelola cash flow, neraca, dan laporan laba rugi Anda?

Pelajari lebih lanjut mengenai Technopreneurship melalui UGM Online. Kelas ini akan disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ridi Ferdiana, S.T., M.T., IPM., seorang pakar, pengajar dan peneliti di bidang rekayasa perangkat lunak dari Universitas Gadjah Mada. Untuk mengikuti kelas Technopreneurship, silahkan menggunakan tautan berikut : https://mooc.ugm.ac.id/courses/technopreneurship/